Minggu, 02 April 2017

Sabtu, 01 April 2017

Majas


Majas merupakan salah satu ciri estetis  suatu karya sastra yang berfungsi untuk menciptakan efek imajinatif dan kesan tertentu  pada pembaca. Para ahli bahasa telah menemukan enam puluh macam majas yang diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yakni majas  perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan.

A.      Majas Perbandingan
Majas  perbandingan terdiri dari:

1.       Majas Perumpamaan
Majas perumpamaan atau simile adalah majas yang membandingkan dua benda atau hal yang hakikatnya berbeda tapi dianggap sama. Majas ini diungkapkan secara eksplisit dengan menggunakan kata-kata pembanding seperti bagai, bagaikan, laksana, umpama, bak, dll.
Contoh:
·         Bibirnya merah bagaikan delima merekah
·         Wajahnya pucat seperti bulan kesiangan

2.       Majas metafora
Majas metafora merupakan majas perbandingan secara langsung, singkat, dan padat. Metafora membandingkan dua bena atau hal yang dinyatakan secara implisit tanpa kata kata-kata pembanding seperti umpama, laksana, bagaikan, dll.
Contoh:
·         Dia menjadi tulang punggung keluarganya.
·         Dewinta adalah bunga desa di kampungnya.

3.       Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
·         Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
·         Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.

4.      Majas Alegri
Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
·         Cerita Kancil dengan Buaya dan Kancil dengan Burung Gagak.

5.      Majas Simbolik
Simbolik   adalah   majas   yang   melukiskan   sesuatu   dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
·         Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
·         Melati, lambang kesucian
·         Teratai, lambang pengabdian

6.      Majas Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh:
·        Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
·        Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)

7.      Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a.      Pars    pro    toto,    yaitu    menyebutkan    sebagian    untuk keseluruhan.
Contoh:
·         Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
·         Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b.      Totem  pro  parte,  yaitu  menyebutkan  keseluruhan  untuk sebagian.
Contoh:
·         Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
·         Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

B.     Majas Sindiran
               
1.      Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
·         Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
·         Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2.      Sinisme
      Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
      Contoh :
·  Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
·      Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
  
3. Sarkasme
   Sarkasme  adalah  majas  sindiran  yang  paling  kasar.  Majas  ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
     Contoh:
  •       Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
  •       Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

A.    Majas Penegasan
       Yang termaasuk majas Penegasan adalah

1.      Pleonasme
     Pleonasme  adalah  majas  yang  menggunakan  kata-kata  secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a)  Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
      b)  Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2.      Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. 
Contoh:
                     a) Dialah  yang  kutunggu,  dialah  yang  kunanti,  dialah  yang kuharap.
            b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3.      Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4.      Tautologi
     Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a)      Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b)  Seharusnya  sebagai  sahabat  kita  hidup   rukun,  akur,  dan bersaudara.

5.      Klimaks
     Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut- turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
                  a)   Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6.      Antiklimaks
    Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut- turut yang makin lama menurun.
a)      Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b)  Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7.      Retorik
   Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?

B.     Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.

1.      Antitesis
      Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a)    Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b)    Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2.      Paradoks
     Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a)  Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b)  Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3.      Hiperbola
    Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4.      Litotes
      Litotes  adalah  majas  yang  menyatakan  sesuatu  dengan  cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
      Contoh:
a)      Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b)     Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?

    Di bawah ini adalah beberapa contoh penggunaan majas dalam prosa fiksi.





       Contoh penggunaan majas dalam puisi:



















































Klakson dan lonceng dalam puisi Ibu Kota Senja  menggantikan orang-orang atau partai- partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan mengganti Sungai Ciliwung. Istana mengganti kaum kaya yang memiliki rumah- rumah seperti istana. Kota kekasih adalah Jakarta.


                                Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nKH-MqLqBRs